Malam ini saya merasakan kembali apa yang saya rasakan setelah kepergian dia yang pertama kali. Dia pergi dengan mudah dan datangpun dengan mudahnya. Ketika dia pergi, dia dengan mudah berjalan dan bertemu dengan pria lain. Sementara saya disini yang merasakan segala kepahitan yang berawal dari rasa cinta. Entah memang rasa cinta yang saya berikan pada orang yang salah atau hanya waktu saja yang belum tepat. Kedua kemungkinan tersebut sangat teramat abstrak, tetapi yang sangat nyata yang sedang saya rasakan pada saat ini adalah rasa kecewa atau yang lebih frontal bisa di bilang “sakit hati”.
Terlalu banyak harapan yang diinginkan bersama dia, tapi sayangnya dia tidak bisa saya harapkan lagi. Kadang semuanya terasa jelas, kadang pula semuanya terasa sangat abstrak. Kadang saya merasa yakin kalau dia memang yang terburuk buat saya, tapi tak jarang pula saya berpikir kalau dia yang terbaik buat saya. Ya tuhan perasaan apakah ini ? sayangkah, cintakah, atau benci. Tolong yakinkan hati ini tuhan, saya hanya butuh pengyakinan yang di berikan oleh Mu. Dalam hati sebuah doa pun sering terucap “ya tuhan, kalau memang dia jodohku maka berikanlah kami jalan yang mudah untuk dapat saling menyayangi, namun apabila dia bukan jodohku tolong jangan pertemukan lagi saya dengan dia, buat semuanya mudah untuk melupakan dia’’.
Dan sekarang dia hadir lagi di kehidupan saya, datang dengan mudahnya. Bodohnya saya menerima lagi kehadirannya, jujur dalam hati ini saya masih mengharapkannya. Mengharapkan dia kembali dan bersama-sama lagi seperti dulu. Namun yang terjadi, dia kembali bukan untuk seperti dulu. Dia datang memberikan harapan yang abstrak dan ketidakpastian, dan saya pun kembali kesituasi seperti dulu lagi. Mengadapi situasi seperti ini sangatlah tidak mudah, mata saja butuh beradaptasi untuk melihat di tepat yang gelap !! apalagi berbicara tentang perasaan, yang jelas-jelas tidak terlihat wujud atau bentuknya. Jujur saya benci keadaan seperti ini !!!!
Sebenarnya dia itu siapa ? terbuat dari apa manusia seperti dia ? besikah, logamkah, atau baja. Apa sebenrnya yang didalam pikiran dia ? apa dia sedang melakukan permainan, yang sekedar hanya untuk menghibur diri. Kalau memang begitu apa salah saya yang menjadi permainan dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar